Mendengar istilah ‘aquaponik’ dalam dunia tanam-menanam mungkin juga masih terasa asing di telinga. Namun apakah sempat terpikir jika kita dapat menanam sebuah tanaman dan sekaligus memelihara ikan di dalamnya? Memang bisa? Jawabannya sangat bisa, itulah yang dinamakan system tanam dengan teknik aquaponik. Media tanam aquaponik ini juga sedikit berbeda dengan media tanaman yang lainnya.
Kenali Dulu Media Tanam Aquaponik Sebelum Mulai Menanam
Teknik aquaponik sudah berkembang beberapa tahun silam oleh peneliti, dengan memberikan terobosan dan penemuan baru bahwa tanaman dan ikan dapat berkembang dalam media yang sama. Sama seperti teknik hidroponik, teknik ini juga membutuhkan media untuk menyalurkan nutrisi dan air untuk meresap ke dalam akar tanaman dan menjadi faktor utama bertumbuhnya tanaman.
Mengapa ikan diperbolehkan digabungkan bersama tanaman dalam satu media? Karena nantinya ikan akan mengeluarkan kotoran yang berupa nutrisi yang akan diserap oleh tanaman secara langsung. Sama halnya seperti pupus kompos yang dihasilkan dari kotoran hewan, dengan teknik aquaponik ini tidak perlu membutuhkan pupuk kompos karena kotoran hewan (ikan) tersebut langsung diserap dengan baik oleh tanaman.
Oleh karena itu sangat dibutuhkan media tanam yang memiliki pori-pori besar untuk menyerap kotoran ikan tersebut, sehingga nutrisi dari kotoran ikan menyerap ke dalam akar tanaman. Dengan begitu, nutrisi akan tersalurkan ke seluruh bagian tanaman. Apapun yang diserap oleh tanaman, itu yang berdampak pada tumbuh kembang tanaman.
Selain untuk menyalurkan nutrisi dari kotoran ikan ke dalam akar tanaman, media tanam dengan berpori-pori besar akan mencegah penyumbatan yang terdapat di dalam media tersebut. Bayangkan saja jika air tidak dapat menyerap baik ke dalam media untuk disalurkan ke dalam akar, pasti tanaman akan mudah mati. Bahkan bukan hanya tanaman saja yang berpeluang membusuk dan mati, ikan juga memiliki peluang untuk mati.
Jadi untuk membuat teknik tanam seperti ini memang tidak mudah, diperlukan kejelian yang baik. Beberapa di bawah diberikan tips media yang dapat digunakan antara lain:
- Rockwool
Jenis media ini adalah batuan yang telah dipanaskan. Penggunaan media ini dirasa lebih praktis disbanding penggunaan kerikil, karena ketika nantinya dilakukan pemindahan bibit, tidak diperlukan pencabutan akarnya. Namun cukup dengan memindahkan isi medianya (rockwool) ini ke wadah atau pot yang lain.
- Kerikil
Media ini dapat terbilang media yang tepat untuk menerapkan teknik aquaponik. Kerikil mempunyai pori-pori yang cukup besar, sehingga mempermudah berjalannya nutrisi dan air untuk disalurkan ke dalam akar tanaman. Mungkin bagi sebagian orang beranggapan bahwa kerikil hanya digunakan sebagai hiasan saja agar tanaman terlihat lebih indah, namun di balik itu kerikil membawa dampak yang sangat besar untuk tanaman.
Untuk pemilihan kerikil, sebaiknya memilih kerikil yang tidak terlalu besar agar tidak terlalu menekan media tanam itu sendiri dan tidak terlalu menyiksa akar tanaman. Yang perlu diingat, jenis media ini sedikit menghambat laju peredaran nutrisi dan air ke dalam tanaman.
- Sekam
Media jenis ini berasal dari dibuat gabah atau kulit padi. Jenis ini sangat mudah didapatkan di toko tanaman atau pun di pasar. Di samping harganya yang cukup terjangkau, jenis media ini sangat steril dan sudah memberikan hasil yang nyata. Bukan hanya itu saja, sekam juga lebih ringan dibanding media tanam yang lainnya sehingga tidak menekan akar di dalam tanaman.
- Hidroton
Media tanam ini berbahan dasar dari tanah liat. Biasanya media ini berbentuk bulat dengan kurang lebih berukuran 4 centimeter. Dengan bentuk bulatnya ini ada kelebihan yang diberikan untuk tanaman karena air akan lebih mudah mengalir ke dalam tanaman.
Walaupun pemilihan jenis media tanam ada beragam, sebaiknya harus dipertimbangkan tanaman apa yang sedang ditanam. Dan yang harus diingat, harus seringkali memperhatikan tumbuh kembang tanaman. Walaupun sekam dianggap media yang tepat sebagai media tanam aquaponik yang baik, namun belum tentu membuat tanaman tumbuh dengan subur. Begitu pula media kerikil yang dianggap sangat menghambat berjalannya nutrisi masuk ke dalam, juga belum tentu selamanya akan buruk. Jadi sebaiknya selalu dipantau reaksi tanaman setiap harinya.
Komentar
Posting Komentar